Menjaga Kelestarian
Sungai Kita
Oleh : M.F. Hazim
Saat ini,
masalah pencemaran sungai tidak hanya menjadi masalah di kawasan perkotaan
saja, tapi juga di pedesaan. Kita selama ini sudah biasa jika mendengar berita
tentang sungai di perkotaan, semisal kali ciliwung yang dipenuhi dengan sampah, baik itu dari
limbah rumah tangga dan limbah industri. Daerah pedesaan yang saya maksud di sini
bukan kawasan pedesaan yang ada di gunung atau daerah pedesaan yang masih jauh
dari pembangunan. Tapi daerah pedesaan yang sudah berkembang, yang sudah
terjamah globalisasi dan pembangunan yang kian hari makin menjadi-jadi. Ya,
saat ini kawasan pedesaan tak jauh beda dengan kawasan pemukiman yang ada di
kota, banyak pembangunan yang sudah dilakukan dan perkembangan jumlah penduduk
pun semakin pesat.
Sayangnya perkembangan
yang bisa membawa Indonesia semakin maju itu, tidak diiringi dengan kemajuan
sistem pengelolaan dan juga pola pikir masyarakatnya. Akibatnya adalah
banyaknya permasalahan yang timbul sebagai efek dari pembangunan, diantaranya
seperti masalah sosial, masalah ekonomi, lingkungan, dan sebagainya. Dan dari
sekian banyak masalah itu, yang akan menjadi fokus pembahasan dalam atikel ini
adalah mengenai masalah pencemaran sungai. Yang mana dari pencemaran sungai ini
bisa memberikan dampak negatif yang sangat banyak bagi masyarakat, diantaranya
seperti banjir dan krisis air bersih.
Pada tahun
90an, kita masih sering menemukan sungai-sungai yang masih mengalir dengan
jernih dan deras tanpa ada hiasan sampah plastik, kotoran manusia atau limbah
dari industri atau rumah tangga. Pada pada awal tahun 2000 hingga hari ini,
pemandangan sungai yang masih asri seperti itu sangat sulit untuk ditemukan.
Tapi kita akan dengan mudah menemukan sungai yang kumuh, kotor, airnya keruh,
berbau tidak sedap, dan permukaannya dipenuhi berbagai macam benda yang tidak
seharusnya ada di sungai. Hal ini sungguh ironis, karena ditemukan di
tengah-tengah kehidupan masyarakat modern yang seharusnya sudah melek dan paham
akan kebersihan lingkungannya.
Padahal
jika kelestarian sungai terjaga, akan sangat banyak manfaat yang bisa
didapatkan masyarakat diantaranya :
1.
Ketersediaan air bersih
2.
Sarana irigasi
3.
Sarana transportasi
4.
Tempat pariwisata
5.
Budidaya Perikanan
6.
Sebagai energi pembangkit listrik
Nah, bagaimana
cara menjaga agar sungai tetap bersih dan kelestarianya terjaga, ada beberapa
cara yang mungkin sudah menjadi pemahaman umum dan banyak diketahui masyarakat,
diantaranya :
1.
Tidak membuang sampah ke sungai
2.
Tidak membuang limbah rumah tangga dan industri
3.
Melakukan penataan yang baik terhadap bangunan
yang berdiri di dekat sungai
4.
Tidak melakukan pengerukan pasir yang berlebihan
di sungai
Hal-hal di
atas sudah banyak diketahui oleh masyarakat, tapi pada kenyataannya mereka
masih saja tidak bisa menerapkan hal itu dengan baik. Menurut saya tentunya hal
itu sangat berhubungan dengan pola pikir masyarakat itu sendiri dan juga
kurangnya kontrol dari pihak yang berwenang untuk menegakkan aturan-aturan
tersebut, yaitu pemerintah.
Lantas apa yang
bisa kita lakukan untuk menyelesaikan permasalah tersebut. Di bawah ini saya
uraikan beberapa langkah-langkah yang bisa ditempuh untuk menjaga kelestarian
dan kebersihan sungai.
1.
Menyadarkan dan merubah pola pikir masyarakat,
khususnya penduduk yang tinggal di sekitar sungai. Langkah yang bisa dilakukan
adalah dengan melakukan penyuluhan, pembagian selebaran yang mengajak untuk
menjaga kelestarian sungai, melakukan pembinaan door to door yang dilakukan aparat desa atau relawan. Atau dengan
menggunakan media Komunikasi Informasi dan Edukasi massa melalui pemutaran film
atau media seni lainnya (wayang, ketoprak dan sebagainya yang disesuaikan
dengan budaya setempat), yang mana di dalam media tersebut dimasukkan
pesan-pesan dan ajakan untuk menjaga kebersihan sungai. Sehingga diharapkan
masyarakat bisa sadar dan merubah mindsetnya
untuk menjadi pribadi-pribadi yang turut serta menjaga lingkungan.
2.
Pemerintah sebagai pihak yang bertanggung jawab dan
berkepentingan dalam hal kebersiha lingkungan, seharusnya bisa membuat aturan terkait
kebersihan sungai, yang benar-benar mengikat dan menerapkannya dengan tegas.
Dan apabila aturan tersebut dilanggar, maka bisa diterapkan sanksi berupa
hukuman denda atau hukuman kurungan penjara. Sehingga para pelanggar aturan
bisa benar-benar jera.
3.
Pengelolaan kebersihan lingkungan yang dilakukan
dengan profesional dan sungguh-sungguh. Misal setiap dua kilo meter dari
panjang sungai, disiapkan seorang petugas kebersihan, yang bertugas mengontrol
dan mengawasi kebersihan lingkungan sungai. Dan setiap bulannya digaji, bisa
dari anggaran desa atau dari iuran warga. Hal tersebut juga sangat berguna
untuk memberikan lapangan kerja bagi masyarakat.
4.
Melibatkan tokoh masyarakat untuk menggunakan
pengaruhnya untuk mendorong agar masyarakat senantiasa menjaga kebersihan
sungai.
5.
Menggerakkan organisasi-organisasi warga seperti
PKK, pengajian warga dan organisasi-organisasi pemuda yang ada di lingkungan
masyarakat, seperti karang taruna, pemuda NU, pemuda muhammadiyah dsb. Untuk
aktif melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sungai secara berkala.
6.
Perbanyak tempat sampah di titik-titik yang
dekat dengan kawasan sungai dan di tempat yang selainnya. Karena perilaku membuang
sampah di sungai salah satunya dikarenakan
kurangnya sarana tempat sampah, sehingga masyarakat menjadikan sungai
sebagai alternatif tempat pembuangan sampah.
Mudah-mudahan
apa yang saya sampaikan dalam artikel ini bisa menjadi acuan untuk mengelola
dan melestarikan sungai dan yang paling penting adalah kita harus segera
menerapkan langkah-langkah tersebut sebelum semuanya menjadi terlambat dan kita
hanya akan menyesalinya. Dan semoga bisa memberikan kontribusi untuk program 100Resilient Cities Semarang.
0 comments:
Post a Comment