Quote di atas saya dapatkan dari status seorang teman sesama penulis. Meskipun inisial pemilik quote tersebut tidak diketahui tapi saya yakin dia adalah seorang penulis juga. Sejauh yang saya ketahui, apa yang dikatakannya itu sangat tepat dengan realitas kehidupan seorang penulis. Pada dasarnya seorang penulis sering membuat tulisan yang berasal dari kehidupan sehari-hari (kehidupan nyata, bukan fiksi) mulai dari hal yang paling sederhana yang pernah terjadi di bawah langit, seperti menulis tentang orang-orang yang ia kenal, tanaman, hewan, alam dan sebagainya.
Dan, merupakan suatu hal yang sangat lazim, jikalau salah satu obyek yang paling sering ditulis oleh seorang penulis adalah berkenaan dengan orang-orang yang sangat dicintainya, kekasih, istri, orang tua, adik, kakek, sahabat, benda kesukaannya, suasana kesukaannya dan sebagainya. Meskipun terkadang penulis tidak membuat sebuah tulisan yang khusus membahas hal itu, tapi terkadang ia menyisipkan apa-apa yang ia sukai itu dalam karya-karyanya, seperti dalam novel, puisi, cerpen, esai dan macam-macam bentuk tulisan yang lain.
Satu hal lagi yang menjelaskan mengenai quote di atas adalah mengenai sifat dari tulisan atau karya yang dihasilkan penulis itu sendiri. Ada banyak hal yang melatarbelakangi seorang untuk menulis, tapi yang biasanya menjadi alasan paling utama adalah karena ia ingin mengabadikan dirinya, karena dengan menulis seseorang akan membuat namanya menjadi abadi bersama karyanya. Entah itu 100 tahun, 200 tahun, 500 tahun bahkan 1000 tahun lamanya. Bagi orang-orang seperti penulis, hal itu merupakan hal yang penting. Tapi di bawah hal itu, seorang penulis juga ingin membuat orang lain juga ikut abadi bersamanya dalam setiap tulian yang ia buat.
Karena itu tidak salah jika pencipta quote di atas mengatakan, kalau seseorang akan hidup selamanya jika ia dicintai oleh seorang penulis. Saya tidak tahu, apakah itu suatu hal baik atau malapetaka.
-M.F. Hazim
sponsored by
0 comments:
Post a Comment