Peran Pemerintah Dan Masyarakat Atasi Krisis Air Bersih Di Semarang

by 12:48 AM 1 comments
Peran Pemerintah Dan Masyarakat Atasi Krisis Air Bersih Di Semarang

Oleh : M.F. Hazim



Wilayah kota Semarang yang merupakan wilayah tropis dan memiliki 2 musim yakni musim kemarau dan musim hujan, kurang memiliki kesiapan dalam menghadapi adanya dampak dan efek dari pemanasan global yang telah membuat iklim berubah-ubah dan tidak bisa diprediksi. Semisal saat musim kemarau, saat ini musim kemarau tidak hanya berlangsung selama 6 bulan seperti seharusnya, tetapi bisa sampai 9 bulan, bahkan lebih. Karenanya jika sebuah kota tidak memiliki kesiapan dalam hal infrastruktur dan sistem untuk penanggulangan maupun penyelesaian masalah tersebut, maka bisa dipastikan kota tersebut akan menghadapi masalah berupa krisis air bersih.
Dalam tulisan ini, yang saya maksud sebagai krisis air bersih adalah minimnya jumlah air bersih yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan di suatu wilayah, terutama untuk air yang digunakan untuk keperluan masyarakat sehari-hari (minum, masak, mandi, mencuci dll). Melalui program 100 Resilient Cities Semarang ini saya ingin memberikan kontribusi kepada kota Semarang agar menjadi kota yang tangguh dalam menghadapi tantangan fisik, sosial dan ekonomi, dan tidak hanya tantangan yang diakibatkan oleh perubahan iklim saja, dan saya berharap bisa membantu mensukseskan program 100 Resilient Cities secara umum.
Sebelum saya menyampaikan apa saja solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi krisis air bersih di Semarang, saya akan memaparkan apa saja penyebab-penyebab yang menjadikan kota Semarang seringkali mengalami krisis air bersih.

 

Penyebab krisis air bersih


1.      Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menghemat air
Penyebab sebuah kota bisa mengalami krisis air bersih salah satunya dikarenakan oleh karakter kebanyakan masyarakat di kota Semarang yang masih belum memiliki kesadaran dan mindset untuk selalu menerapkan pola hidup yang hemat dalam penggunaan air sehari-hari. Masyarakat kita saat ini begitu boros dalam menggunakan air untuk kegiatan sehari-hari, mereka masih belum memiliki kesadaran bahwa kekeringan yang terjadi selama ini salah satunya dikarenakan oleh penggunaan air yang boros, sehingga pada musim kemarau persediaan air tanah sudah sangat menipis.
Di antara sekian banyak kebiasan buruk dalam penggunaan air oleh masyarakat, salah satu contoh yang bisa saya berikan adalah seperti penggunaan air yang berlebihan untuk menyiram taman dan kebun. Untuk mencuci kendaraan. Mengisi bak air kamar mandi hingga penuh dan meluber, tapi tidak kunjung dimatikan. Saat mandi juga cenderung menggunakan air secara berlebihan, dan masih banyak lagi perilaku pemborosan yang tidak perlu. Semua itu merupakan pemborosan air yang seharusnya bisa dicegah apabila masyarakat memiliki kesadaran akan pentingnya menghemat air bersih.

2.      Jumlah populasi penduduk
Kota semarang yang termasuk ke dalam kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia, bisa mengalami masalah krisis air bersih juga disebabkan karena kota Semarang sebagai kota yang padat dengan jumlah penduduk yang mencapai 1.268.292 jiwa tentunya juga akan memiliki tingkat konsumsi air yang sangat tinggi pula. Tingginya tingkat konsumsi air yang tidak bisa diimbangi oleh persediaan air, membuat kota ini kerap kali mengalami krisis air bersih.
Berikut ini saya paparkan standar kebutuhan air domestik dari Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah tahun 2003 dan SNI tahun 2002. Berdasarkan Jenis Kota dan Jumlah Penduduk.

Jumlah penduduk
Jenis kota
Jumlah kebutuhan air
(liter/orang/hari)
>2.000.000
metropolitan
>210
1.000.000-2.000.000
metropolitan
150-210

Jadi jika jumlah penduduk Semarang berjumlah 1.268.292, maka kebutuhan air dalam setahun adalah 69.438.987.000 L/Tahun. Dengan penjabaran rumus seperti ini :
Kebutuhan air penduduk perkotaan = 1.268.292  x 365 x 150 L = 69.438.987.000 L/Tahun.
Dengan kebutuhan air sebanyak itu, maka jika masyarakat tidak memiliki kesadaran untuk menggunakan air secara bijak dan hemat, maka bukan tidak mungkin Semarang akan menjadi langganan krisis air bersih setiap tahunnya, karena tingkat konsumsi yang tinggi ditambah adanya kondisi kemarau yang semakin tahun semakin parah dan berkepanjangan.
Jika jumlah penggunaan air setiap orang dalam sehari bisa ditekan hingga di bawah 150 liter/orang/hari. Maka akan memberikan dampak yang sangat besar bagi ketersediaan air di Semarang dan memungkinkan untuk mencegah terjadinya krisis air bersih saat kemarau.

3.      Banyaknya jumlah Industri besar
Di kota semarang sendiri jumlah industri besar dan sedang, sudah mencapai sekitar 364 buah. Banyaknya jumlah industri di suatu kota akan memberikan efek yang sangat besar bagi terjadinya krisis air bersih. Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah industri tesebut yang membuang limbahnya langsung ke sungai tanpa mengolahnya terlebih dahulu. Hal ini mengakibatkan tercemarnya air sungai dan air tanah sehingga membuat air tidak bisa dikonnsumsi karena sudah bercampur dengan banyak bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Akibatnya jumlah air yang ada memang banyak, tapi jumlah air bersih yang bisa dikonsumsi menjadi sangat sedikit. Hal itulah salah satu yang mengakibatkan adanya krisis air bersih.

4.      Pencemaran sungai dan daerah aliran sungai (DAS)
Di jawa tengah sendiri ada sekitar 136 sungai yang tercemar. Menurut  Kabid Penataan dan Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup (PPKLH), di semarang ada beberapa sungai yang tercemar, di antaranya adalah sungai Klampok di Pringapus, sungai Sinatah di Ungaran, dan sungai Badhe di Bawen. Pencemaran sungai merupakan salah satu penyebab utama kelangkaan air bersih. Air sungai yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk keperluan warga sehari-hari, menjadi sia-sia dan tidak termanfaatkan dengan baik. Pada dasarnya pencemaran air sungai merupakan kelalaian manusia yang tidak bertanggung jawab terhadap lingkungan karena telah membuang limbah industri dan rumah tangga ke sungai.
Saat ini beberapa Daerah Aliran Sungai di Semarang mengalami kerusakan sebagai akibat dari perubahan tata guna lahan, banyak Daerah aliran sungai yang digunakan untuk mendirikan bangunan, sehingga DAS tidak bisa berfungsi sebagai mana mestinya. Banyaknya jumlah banguna yang didirikan di daerah aliran sungai juga didorong oleh adanya pertambahan jumlah penduduk yang semakin tinggi memaksa mereka untuk mendirikan bangunan di sekitar DAS. Dan yang terakhir adalah kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pelestarian lingkungan DAS. Kerusakan DAS berdampak pada kondisi debit air sungai yang berkurang. Serta mengakibatkan penurunan cadangan air serta tingginya laju sendimentasi dan erosi. Dampaknya adalah terjadinya banjir di musim penghujan dan kekeringan di musim kemarau.
Oleh karena itu kesadaran masyarakat harus lebih di tingkatkan agar tidak membuang limbah, sampah dan hal-hal yang bersifat merusak lingkungan di sungai yang dapat menyebabkan krisis air bersih.

5.      Berkurangnya pepohonan di hutan
Salah satu wilayah yang sering dilanda krisis air bersih di semarang adalah wilayah kota Semarang di bagian atas, Wilayah tersebut meliputi Kecamatan Mijen, Kecamatan Gunung Papi, Kecamatan Tembalang. Adalah hal yang ironis jika daerah di pegunungan bisa terjadi krisis air bersih, padahal seharusnya wilayah tersebut menjadi wilayah yang bisa menyediakan dan menyuplai air bersih bagi penduduk kota semarang.
      Hutan yang terdiri dari jutaan pohon dapat menyimpan air di dalam akar-akarnya. Namun jika pepohonan sering ditebangi entah untuk keperluan industri dan sebagainya, maka hal ini akan berdampak pada berkurangnya jumlah pohon yang bisa menyimpan air secara signifikan pada saat hujan, sehingga menyebabkan pasokan air tanah menjadi sedikit. Hal ini tentunya akan memberikan sumbangan yang besar bagi terjadinya krisis air bersih.

6.      Berkurangnya lahan resapan air
Semarang sebagai kota metropolitan pastinya tidak akan pernah berhenti dalam melakukan pembangunan infrastrukur. Tapi dalam proses pembangunan yang terus terjadi itu akan memberikan dampak yang sangat besar berupa semakin sempitnya lahan resapan air. Populasi penduduk yang semakin banyak akan semakin meningkatkan jumlah kebutuhan akan tempat tinggal. Dan untuk memenuhi kebutuhan itu, akan mengkibatkan semakin berkurangnya sawah, kebun dan tanah kosong yang sebelumnya menjadi lahan penyerapan air dan beralih fungsi menjadi tempat tinggal. Hal ini akan membuat air hujan tidak bisa meresap ke dalam tanah, dan akhirnya air tanah yang menjadi persediaan dan bisa digunakan saat musim kemarau menjadi tidak ada.

7.      Tidak meratanya layanan PDAM
Ada beberapa wilayah di semarang yang mengalami krisis air bersih dikarenakan wilayah mereka tidak tersentuh layanan PDAM. Di kelurahan jati sari misalnya, ketika sumur-sumur warga sudah mengering, mereka hanya bisa mengandalkan satu sumber air bersih dari sendang yang dikelola kelurahan. Dan itupun Jatah air bersih yang bisa mereka dapatkan harus dibatasi karena debit air sendang untuk mengisi tandon ini kian menyusut drastis. Padahal ketika pelayanan PDAM merata, maka warga tidak perlu mengalami krisis air bersih.



Penyelesaian masalah jangka panjang


Penyelesaian masalah yang saya sampaikan di bawah ini juga bersifat pencegahan, seperti kata orang “mencegah lebih baik daripada mengobati”. Ada beberapa pencegahan yang saya sarankan, dan saya harap bisa mencegah adanya krisis air bersih di semarang.
Agar langkah-langkah tersebut bisa berhasil dan berjalan dengan baik, maka harus didukung oleh seluruh lapisan masyarakat dan stake holder secara berkelanjutan dan terus menerus. Dan yang paling penting harus dilakukan sesegera mungkin agar krisis air bersih di semarang bisa segera diatasi.

             1.      Melakukan sosialisasi
Sosialisasi yang saya maksud di sini berupa sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hemat air dalam kehidupan sehari-hari. Sosialisasi ini sangat penting untuk dilakukan, karena ketika masyarakat sudah sadar dan memahami tujuan serta manfaat melakukan penghemaan air, maka penggunaan air bersih yang berlebihan bisa berkurang, dengan begitu persediaan air tanah yang bersih bisa terjaga kapasitasnya. Sehingga ketika masa kemarau tiba, air tanah tersebut bisa digunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari, sehingga pemerintah hanya tinggal menyediakan pasokan cadangan apabila kemarau terjadi berkepanjangan dan benar-benar menimpulkan kekeringan yang parah.
Sosialisasi bisa dilakukan oleh berbaga pihak seperti pemerintah, organisasi kemasyarakatan, pengurus desa setempat dan masih banyak lagi. Kegiatan sosialisasi tersebut hendaknya dilakukan setiap tahun, sehingga masyarakat bisa terus menjaga kebiasan dan kesadaran tersebut dan agar pola pikir hemat air benar-benar tertanam dalam diri mereka.

             2.      Melakukan kontrol kepada industri
Pemerintah perlu melakukan kontrol yang ketat terhadap industri-industribenar maupun sedang yang ada di semarang. Kontrol yang dilakukan bertujuan untuk mencegah ulah pelaku industri yang nakal dengan membuang limbah industri ke sungai tanpa di olah terlebih dahulu.
Kontrol yang dilakukan meliputi,
a.       Melakukan analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
Jika industri tersebut tidak lolos uji AMDAL, maka sebaiknya tidak memberikan ijin kepada pihak bersangkutan.
b.      Mengkontrol limbah proses pembuangan limbah
Jika diketahui ada industri yang membuang limbah secara sembarangan dan terbukti merusak lingkungan, pemerintah kota harus memberikan sanksi terhadap industri tersebut. dan setelah itu terus melakukan kontrol yang ketat yang didukung oleh sebuah hukum yang mengikat. Sehingga apabila ada pihak yang melanggar, bisa dikenai sanksi pidana atau denda.

             3.      Menjaga kelestarian sungai dan DAS
Penanggulangan krisis air bersih sangat bergantung kepada kelestarian sungai dan DAS. Sungai yang bersih dan memiliki daerah aliran sungai yang memadai akan mampu memberikan ketersediaan air bersih yang melimpah bagi masyarakat.
Untuk bagaimana cara menjaga kelestarian sungai dan DAS, akan saya bahas di artikel yang berbeda.

             4.      Melakukan reboisasi dan membuat daerah resapan air
Untuk melakukan reboisasi, usaha yang bisa dilakukan adalah dengan menggalakkan gerakan seperti one man one tree. Reboisasi sangat penting untuk dilakukan, demi mengembalikan kembali kelestarian hutan dan lingkungan, yang mana dengan reboisasi tersebut semakin banyak pohon yang bisa membantu untuk menyimpan persediaan air dalam tanah. Selama daur hidupnya pohon mampu menghasilkan 250 galon air.
Selain itu reboisasi juga berguna untuk mengimbangi antara pertumbuhan lahan yang digunakan untuk bangunan dengan lahan terbuka yang bisa menyerap dan menyimpan air, sehingga tetap seimbang.
Dan solusi lain yang tidak kalah penting untuk menjaga ketersediaan air bersih adalah dengan menyediakan daerah resapan air. Yang bisa berupa taman atau kebun yang ditanami pepohonan dengan jenis berbagai macam sehingga bisa menyerap dan menyimpan air.

             5.      Melakukan pemerataan layanan PDAM
Pemerataan layanan PDAM juga menjadi sebuah solusi yang bisa memberikan jawaban untuk mengatasi masalah krisis air bersih. Karena sampai saat ini banyak wilayah di semaran yang belum merasakan layanan dari PDAM, dan karena sebagian wilayah tersebut adalah wilayah miskin, maka hendaknya pemkot bisa memberikan tarif yang lebih murah dan bisa dijangkau oleh masyarakat.
Atau layanan PDAM yang diberikan tidak harus selama satu tahun penuh, melainkan hanya ketika musim kemarau saja. Yang penting wilayah-wilayah tersebut sudah dijangkau oleh pipa-pipa PDAM, sehingga ketika kekeringan benar-benar datang, pemkot bisa mengatasi masalah tersebut dengan cepat dan wargapun tidak perlu harus menderita berjalan sekian kilo meter untuk mencari air.

             6.      Membuat penampungan air hujan
Secara umum wilayah-wilayah di Indonesia memiliki curah hujan yang tinggi. Hal ini adalah peluang yang sangat bagus untuk mengatasi kekeringan di musim kemarau, jika air hujan bisa dikelola dengan baik sehingga bisa menyimpan cadangan air yang akan sangat berguna saat musim kemarau.  Untuk masalah memanfaatkan air hujan, sebaiknya pemerintah kota semarang banyak belajar pada negara Inggris. Inggris dengan curah hujan hanya sekitar 700 mm/tahun saja, Inggris tidak pernah mengalami kekurangan air. Mereka bisa memanfaatkan sebaik mungkin curah hujan yang rendah itu dengan membangun danau-danau buatan untuk menampung air hujan, sehingga pada saat musim kemarau datang mereka tetap memiliki cadangan air.
Solusi lain yang bisa dilakukan Pemkot Semarang adalah dengan membangun tempat penampungan air hujan seperti situ, embung, waduk sekala kecil yang dibuat di beberapa wilayah rawan kekeringan. Embung atau situ tersebut dimaksudkan untuk menampung air, yang bisa digunakan untuk keperluan warga sehari-hari atau bisa juga untuk pertanian ketika kemarau.
Jika membuat danau-danau buatan terlalu berat dan besar biayanya, maka pemerintah bisa membangun bak penampungan air hujan di tiap RT. Bak penampungan air hujan bisa dibuat dengan kedalaman 4 meter atau lebih, dengan bak seukuran tersebut air hujan yang tertampung dapat bertahan selama 3-4 bulan pemakaian.
Cara lain untuk mencegah seminimal mungkin air hujan agar tidak terbuang ke laut adalah dengan membuat sumur resapan air atau lubang resapan biopori. Dengan begitu air hujan bisa terserap sepenuhnya ke dalam tanah. Selain itu cara tersebut juga bisa memperkecil banjir dengan menyimpan air di tanah.

             7.      Pengembangan teknologi desalinasi untuk mengolah air asin (laut) menjadi air tawar.
Oleh karena itu, kami berinovasi dengan menciptakan “Omitor” (Ocean Windmill Desalinator). Omitor adalah suatu alat yang dapat merubah air laut menjadi air bersih. melihat dari banyaknya perairan yang ada sekaligus untuk mengatasi kurangnya air bersih dibeberapa daerah di Indonesia. Di samping itu, dengan memanfaatkan potensi Indonesia sebagai negara maritim dan memanfaatkan tenaga angin sebagai tenaga penggerak. Omitor diciptakan sebagai suatu alat penghasil air bersih yang dapat bermanfaat untuk berbagai kalangan masyarakat. Tujuan dirakitnya Omitor ialah sebagai alat yang mengubah air laut menjadi air bersih siap pakai, sebagai sumber air yang stabil, serta mengurangi sumber air tanah yang ikut berdampak pada penurunan lapisan tanah di Indonesia.

             8.      Kerja sama dengan swasta
Dalam mengatasi masalah krisis air bersih agar bisa lebih cepat diatasi, pemkot semarang bisa melakukan kerja sama dengan organisasi atau komunitas yang ada di semarang. Baik itu untuk melakukan penggalangan dana, kerja sama embangunan maupun dalam hal aksi cepat tanggap ketika terjadi kekeringan.

             9.      Sosialisasi perawatan sistem air bersih
Jika sudah dilakukan pembangunan-pembangunan sistem untuk menampung air bersih. Maka pemerintah harus melakukan sosialisasi kepada warga untuk menerangkan bagaimana cara merawat dan memperbaiki sistem air bersih yang akan dikelola sendiri tersebut. sehingga apa yang sudah dibuat dan dibangun bisa bertahan lama dan berfungsi dengan baik.




Pak Lurah

Developer

apa saja selain hidup

1 comment: