Cerpen 5 Paragraf: Bintang-Bintang

by 6:07 PM 0 comments
Sebelum beranjak tidur, perempuan itu selalu membuka jendela kamar, menatap ke atas, dan menghitung jumlah bintang-bintang yang bertebaran di langit malam. Satu, dua, tiga, empat, lima, dan seterusnya. Setiap kali sedang menghitung, jari telunjuknya mengarah ke langit, menunjuk dari satu bintang ke bintang yang lain. Tidak akan ada satu pun bintang yang terlewat dari pandangan matanya yang tajam. Meskipun langit sedang mendung, dia masih bisa menghitung berapa jumlah bintang yang berada di balik awan hitam. Biasanya, setelah hitungannya selesai, setelah memastikan tak ada satu pun bintang yang berkurang, dia akan menarik napas lega, tersenyum lebar, menutup jendela kamar, naik ke atas ranjang, dan tertidur dengan nyenyak sekali.
Hinga pada suatu malam, satu bintang menghilang dari langit. Bintangnya kok kurang satu? tanyanya dalam hati. Dia percaya hitungannya tidak pernah salah, tetapi dia mencoba menghitung lagi. Siapa tahu ada yang terlewat, pikirnya—walaupun dia sangat yakin hal itu tidak mungkin terjadi. Satu, dua, tiga, empat, lima, dan seterusnya. Ternyata hasil hitungannya sama seperti tadi. Dia mencoba menghitung lagi, lagi, dan lagi. Hasilnya tetap tidak berubah: satu bintang telah hilang dari langit malam. Dia mulai terlihat bingung. Ke mana bintang itu menghilang? tanyanya sambil menutup jendela, merebahkan tubuhnya di ranjang, dan menatap langit-langit kamar. Malam itu dia tidak bisa tidur.
Keesokan harinya perempuan itu membuat selebaran yang bertuliskan: Telah hilang sebuah bintang dari langit malam. Siapa saja yang telah menemukan bintang tersebut, mohon segera dikembalikan di tempat semula. Terima kasih. Dia memperbanyak selebaran itu dan menempelkannya di tembok-tembok rumah, di halte-halte bus, digedung-gedung perkantoran, di pohon-pohon yang tumbuh di pinggir jalan, di stasiun-stasiun kereta, dan di mading-mading sekolah. Setelah selebaran tersebut habis, dia beranjak pulang. Semoga bintang itu bisa ditemukan, ujarnya sambil mengelap keringat yang menetes di keningnya.
Sesampainya di rumah, perempuan itu terkejut. Sebuah bintang sedang tidur-tiduran di dalam kamarnya sambil membaca buku. Kamu siapa? tanya perempuan itu kemudian. Bintang menoleh ke arah perempuan itu. Rupanya kamu sudah pulang, jawab bintang sambil menutup buku dan bangkit dari tidurnya. Kamu siapa? tanya perempuan itu lagi. Bintang tersenyum. Aku adalah bintang yang sedang kamu cari-cari, jawabnya. Perempuan itu mundur perlahan, selangkah demi selangkah. Tidak mungkin, ujar perempuan itu. Tidak mungkin … ini pasti mimpi. Astaga. Bintang mendekati perempuan itu. Stop! teriak perempuan itu. Kenapa? tanya bintang. Pergi dari sini! Perempuan itu berteriak lagi. Pergiii! Bintang menghela napas dalam-dalam, lalu menuruti permintaan perempuan itu: pergi.
Beberapa malam berikutnya perempuan itu tidak pernah lagi membuka jendela kamarnya. Tidak pernah lagi menatap ke atas untuk menghitung jumlah bintang di langit malam. Dan, bintang yang dulu hilang kini sudah kembali lagi di tempat semula, tetapi cahayanya sudah tidak seterang dulu.[]

Pak Lurah

Developer

apa saja selain hidup

0 comments:

Post a Comment